Minggu, 04 Oktober 2009

Welcome to Jakarta

Situs Bersejarah

Masjid Angke

Masjid Angke terletak di Jakarta Barat dan mudah dicapai oleh minibus dari Museum Fatahillah Kota atau dari stasiun beos kota. Ia adalah satu-satunya masjid di Jakarta yang masih bertahan. Bangunan masjid ini ada dua lantai, yang bercirikan khas arsitektur Jawa.

Pada tahun 1856 Pangeran Syarif Hamid, seorang Sultan dari Pontianak dibuang ke Batavia (sekarang Jakarta) oleh Belanda. Ketika ia meninggal ia dikuburkan di depan masjid pada tanggal 17 Juli 1858. Makamnya terbuat dari batu pualam dan terdapat tulisan yang menyebutkan usia sultan yakni meninggal dunia dalam usia 64 tahun 35 hari.

Namun nisan yang konon tertua adalah nisan Ny Chen, seorang wanita keturunan Tionghoa Muslim, dan kini disimpan di samping masjid. Orang dari Pontianak sering mengunjungi makam beliau dan banyak dari mereka telah memutuskan untuk tinggal di Angke.

Mesjid Angke yang sekarang terkenal dengan nama Masjid Al-Anwar sangat erat kaitannya dengan orang-orang Cina yang ada di Batavia (sekarang Jakarta).

Lokasi :Jl. Tabagus Angke Jakarta Barat


Museum Nasional

Mengingat pentingnya museum ini bagi bangsa Indonesia maka pada tanggal 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat. Akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/ 0/1979 tertanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional.

Kini Museum Nasional bernaung di bawah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Museum Nasional mempunyai visi yang mengacu kepada visi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yaitu "Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan national, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa".

Informasi Umum

Hari dan Jam Kunjungan

Museum Nasional dibuka untuk pengunjung dari pukul 08.30 sampai dengan pukul 14.30 pada hari-hari Selasa, Rabu, Kamis dan Minggu, dari pukul 08.30 sampai dengan pukul 11.30 pada hari Jum'at, dan dari pukul 08.30 sampai dengan pukul 13.30 pada hari Sabtu. Museum Nasional ditutup untuk umum setiap hari Senin dan Hari Besar Nasional/Keagamaan. Untuk Ruang Khasanah Emas ditutup satu jam sebelum waktu tutup museum.

Karcis Masuk

Dewasa : Rp 750
Anak-anak di bawah umur 17 tahun dan siswa sekolah : Rp 250

Toko Cinderamata & Makanan/Minuman

Museum Nasional menyediakan toko cinderamata berupa buku, kartupos, kain dan lain-lain sebagai kenang-kenangan sehabis kunjungan ke ruang-ruang pameran, juga makanan kecil dan minuman pelepas dahaga. Toko-toko tersebut dibuka selama hari dan jam kunjungan museum.

Parkir Kendaraan

Museum Nasional menyediakan tempat parkir kendaraan di basement 1 dan 2 di gedung baru (Gedung Arca) yang dapat menampung sekitar 200 kendaraan kecil/sedang, kecuali bus. Untuk bis wisata dapat di parkir di halaman gedung lama, maksimal 5 bus. Di halaman belakang Museum sementara dapat juga digunakan dan dapat menampung sekitar 10 bus wisata.

sumber: www.museum-nasional.com

Masjid Istiqlal
Jl. Taman Wijaya Kusuma, Jakarta Pusat

Masjid Istiqlal adalah masjid yang terletak di pusat ibukota negara Republik Indonesia, Jakarta. Pada tahun 1970-an, masjid ini adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Sukarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban.

Lokasi masjid ini berada di timur laut lapangan Monumen Nasional (Monas). Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai. Masjid ini mempunyai kubah yang diameternya 45 meter. Masjid ini mampu menampung orang hingga lebih dari sepuluh ribu jamaah.

Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor Majelis Ulama Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Tidak diketahui apakah umat non-Islam dapat berkunjung ke masjid ini.

Pada tiap hari besar Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha dan Maulid Nabi Muhammad, presiden Republik Indonesia selalu mengadakan kegiatan keagamaan di masjid ini yang disiarkan secara langsung melalui televisi.

Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Istiqlal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar