Kamis, 22 Oktober 2009

Bahasa Indonesia Berubah!!!


Selasa, 9 September 2008 | 22:34 WIB (Sumber : www.kompas.com)

SEMARANG, SELASA--Bahasa Indonesia yang telah menjadi jatidiri bangsa Indonesia telah mengalami banyak perubahan. "Seiring dengan berjalannya peradaban yang terus bergerak menuju arus globalisasi, bahasa Indonesia dihadapkan pada persoalan yang semakin rumit dan kompleks. Dalam hakikatnya sebagai bahasa komunikasi, bahasa Indonesia dituntut untuk bersikap luwes dan terbuka terhadap pengaruh asing." kata Tommi Yuniawan, S.Pd, M.Hum, dosen Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Semarang, Selasa.

Ia menambahkan, dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia harus tetap mampu menunjukkan jatidirinya di tengah-tengah pergaulan antarbangsa di dunia.

Akan tetapi saat ini bahasa Indonesia telah mengalami banyak perubahan, terutama dalam wacana lisan. Banyak para penutur yang tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dan cenderung bebas, katanya.

Keluhan tentang rendahnya mutu pemakaian bahasa Indonesia sudah lama terdengar. Ironisnya, belum juga ada kemauan baik untuk menggunakan sekaligus meningkatkan mutu berbahasa. "Tidak sedikit kita mendengar bahasa yang digunakan oleh para pejabat cenderung rancu dan pemilihan kosakata nya juga payah sehingga menimbulkan kesalahpahaman dalam penafsiran," katanya menjelaskan.

Yang lebih mencemaskan, katanya, "kita masih terlalu mengagungkan nilai-nilai modern sehingga merasa lebih terhormat dan terpelajar jika dalam bertutur menyelipkan istilah asing."

Kaidah-kaidah kebahasaan yang telah diluncurkan oleh Pusat Bahasa, seperti Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (EYD), Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), atau Pedoman Umum Pembentukan Istilah Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang diharapkan menjadi acuan normatif masyarakat dalam berbahasa, tampaknya tidak pernah mendapat perhatian dari masyarakat.

Persoalan kebahasaan seolah-olah hanya menjadi urusan para ahli bahasa, pemerhati, dan peminat masalah kebahasaan. Sementara masyarakat menganggap bahwa kaidah bahasa hanya akan membuat suasana komunikasi menjadi kaku dan tidak komunikatif.

Sementara itu, Surati seorang guru SD di Batang mengatakan, bahasa akan terbina dengan baik apabila sejak dini anak-anak dilatih dan dibina secara serius dan intensif. Dan seharusnya kurikulum yang ada di sekolah dasar perlu dilakukan pembenahan.

Ia juga menyayangkan, selama ini pendidikan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah hanya menjadi semacam syarat. Murid tidak memahami secara mendalam tentang tata cara dalam berbahasa yang sesungguhnya. Yang mereka coba raih hanyalah nilai yang bagus, karena mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi syarat kelulusan.

Hal semacam ini harus segera dibenahi, terutama menuntut perhatian yang serius dari Pemerintah dan juga dari pihak sekolah selaku pelaksana formal. Dengan mencanangkan kurikulum yang dapat merangsang minat pelajar untuk serius dalam mempelajari bahasa Indonesia.

Peran media televisi yang demikian akrab dengan dunia anak juga sangat penting, yaitu harus mampu memberikan contoh penggunaan bahasa Indonesia yang baik, bukan malah melakukan ?perusakan? bahasa melalui ejaan, kosakata, maupun tata bahasa seperti yang banyak kita saksikan selama ini, kata Tommi.

Dengan begitu bahasa Indonesia bukan hanya menjadi kepentingan beberapa pihak saja, tetapi juga menjadi kepentingan semua pihak dengan tetap menjadikan bahasa Indonesia sebagai jatidiri bangsa yang berbudaya.

Apalagi bahasa Indonesia merupakan bagian panjang dari sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia, dan mempunyai peranan besar terhadap bangsa ini, baik di masa penjajahan, masa kemerdekaan, maupun masa sekarang.

Bahasa Indonesia memiliki keindahan yang tidak jauh kalahnya dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia. Bahasa Indonesia memiliki sejarah yang jauh lebih panjang daripada sejarah Republik Indonesia itu sendiri.

Bahasa Indonesia muncul karena tekad pemuda yang kuat dalam mempersatukan bangsa, dan bahasa ini juga mampu menyatukan sekaligus membuat bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya, katanya.(ANT)

Kebanggan Terhadap Bahasa Indonesia Menurun


Selasa, 28 Oktober 2008 | 20:44 WIB

JAKARTA, SELASA - Perilaku berbahasa masyarakat selama ini kurang menempatkan bahasa nasional sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Rasa bangga terhadap bahasa Indonesia yang telah menempatkan bahasa itu sebagai lambang jati diri bangsa Indonesia telah menurun. Masyarakat memilih penggunaan bahasa a sing atau bahasa daerah yang tidak pada tempatnya.

Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengemukakan hal itu di hadapan 1.100 peserta Kongres IX Bahasa Indonesia, Selasa (28/10) di Jakarta. Negara-negara maju, seperti Jerman dan Jepang, membangun bangsanya melalui politik identitas, walau negaranya hancur lebur akibat perang.

"Jepang membangun jati dirinya melalui pengutamaan penggunaan bahasa Jepang, seperti penerjemahan semua literatur asing dalam bahasa Jepang. Semangat dan sikap Jerman ditunjukkan pada kecintaan pada bahasanya," katanya .

Kongres IX Bahasa Indonesia merupakan forum pertemuan pakar bahasa dan sastra, budayawan, tokoh, pejabat negara, guru dan dosen, mahasiswa, dan pencinta bahasa Indonesia. Bahkan, Kongres yang akan menampilkan 105 makalah hingga tanggal 31 Oktober 2008 ini, kali ini juga melibatkan pakar berbagai bidang ilmu dan para penyelenggara pengajaran bahasa Indonesia untuk orang asing dari seluruh dunia. Forum ini mengangkat persoalan peran bahasa dan sastra dalam membangun insan Indonesia yang cerdas, bermutu, dan berdaya saing, baik lokal, nasional maupun global.

Dalam prosesi pembukaan Kongres, sastrawan Rendra membacakan puisi Kesaksian Akhir Abad. Rendra dalam bait-bait puisinya masih mempertanyakan perihal kemerdekaan. Kemudian pemberian penghargaan kepada sejumlah tokoh oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI kepada antara lain sastrawan Hamsad Rangkuti atas karya cerpen dalam kumpulan Bibir dalam Pispot dan sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda atas kumpulan puisinya Ciuman Pertama untuk Tuhan. Operet Gebyar 80 Tahun Sumpah Pemuda oleh Teater Tanai Air pimpinan Yose Rizal Manua, dan musikaliasi puisi oleh Ari dan Reda.

Mendiknas Bambang Sudibyo mempertanyakan, mengapa bangsa yang telah membangun diri melalui politik identitas jauh sebelum Proklamasi Kemerdekaan (sekarang berusia 80 tahun) tidak juga membawa kemajuan dalam bidang perekonomian kita. "Adakah kondisi ini disebabkan kekurangyakinan kita pada identitas keindonesiaan yang telah diikrarkan dalam Sumpah Pemuda itu? Akibatnya, derap langkah kita dalam membangun keindonesiaan kurang terarah karena kurang percaya diri. Indikasinya, kurang menempatkan bahasa nasional sebagai tuan rumah di negeri sendiri."

Pembangunan bangsa melalui politik identitas bukan berarti kita anti terhadap identitas bangsa lain, Bambang menegaskan. Penempatan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dalam Undang-undang Dasar Negara Kesatuan RI 1945 telah menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu dan bahasa media massa, serta bahasa pengantar dalam pelaksanaan pendidikan anak bangsa.

Hal ini dipertegas kembali dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar pendidikan nasional. Kongres Bahasa Indonesia yang dinilai sangat strategis, diharapkan Mendiknas dapat membahas berbagai masalah kebahasaan dan kesastraan terkait dengan berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi. Kongres juga diharapkan dapat merumuskan berbagai langkah strategis untuk terus mengembangkan bahasa Indonesia untuk berbagai keperluan masyarakat pendukungnya dalam kehidupan masa kini dan masa depan.

"Di samping itu juga dapat merumuskan strategi peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia di berbagai kalangan masyarakat, terutama di kalangan pendidikan anak bangsa untuk menghasilkan lulusan yang cerdas dan berdaya saing serta mandiri," papar Bambang Sudibyo. (Sumber : www.kompas.com)

Bahasa Indonesia Pasca-Soeharto Terdesak Bahasa Lain

Seorang anak dengan pakaian seragam lengkap Pramuka memberi hormat sambil membawa bendera Merah Putih (kompas/Agus Susanto).

Senin, 15 Desember 2008 | 09:51 WIB

JAKARTA, SENIN — Bahasa Indonesia pascakepemimpinan Presiden Soeharto mengalami perubahan yang luar biasa. Hal ini terlihat dari pemakaian bahasa daerah dan bahasa asing non-Inggris pada ruang publik.

Prof Dr Mikihiro Moriyama, dosen bahasa Indonesia pada Nanzan University di Nagoya, Jepang, mengemukakan pendapat tersebut dalam diskusi bertajuk "Bahasa Indonesia Pasca-Soeharto" yang diselenggarakan Newseum Indonesia di Jakarta, Minggu (14/12) sore.

Menurut Prof Moriyama, semasa pemerintahan Orde Baru di Indonesia seperti terdapat pembagian, yaitu hanya bahasa Indonesia yang resmi digunakan untuk bahasa di ruang publik, sedangkan bahasa asing hanya bahasa Inggris.

"Namun, sekarang di media massa, khususnya televisi, kita bisa mendengar berita dalam bahasa Jawa, Sunda, juga bahasa Mandarin, padahal dulu semasa Orba bahasa Mandarin tidak diperkenankan digunakan di ruang publik," katanya.

Untuk bahasa daerah, pada masa Orba pemakaiannya terbatas pada wilayah "aman", dalam arti tidak digunakan untuk pemakaian bahasa politik dan ideologi, melainkan hanya pada ranah budaya, seperti untuk pertunjukkan kesenian daerah.

"Pergeseran munculnya bahasa daerah ke ruang publik secara lebih luas juga terjadi seiring dengan pertumbuhan otonomi daerah," tuturnya.

Prof Moriyama juga mengemukakan bahwa bahasa Indonesia bukan saja mendapat tekanan dari daerah dengan menguatnya pemakaian bahasa daerah belaka, tetapi juga menghadapi tekanan globalisasi bahasa yang luar biasa, khususnya dari bahasa Inggris.

"Desakan bahasa Inggris ini bukan hanya dialami oleh Indonesia, tetapi juga negara-negara lain sehingga belakangan juga terjadi reaksi dari berbagai negara untuk melawan gejala tersebut," kata Moriyama yang kemudian tergerak melakukan penelitian mengenai apa yang disebutnya sebagai "Imperialisme Bahasa Inggris".

Dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Newseum Indonesia itu tampil pula Taufik Rahzen dari lembaga tersebut dan TD Asmadi, Ketua Forum Bahasa Media Massa.

Taufik Rahzen mengemukakan bahwa dalam perkembangan mendatang, bangsa Indonesia sebaiknya lebih memperhatikan dan menampung pertumbuhan bahasa dari berbagai kelompok masyarakat, ketimbang sibuk membahas kosa kata lama.

"Bahasa adalah sesuatu yang kita ciptakan sendiri, tumbuh dari berbagai bidang, etnis, dan daerah/ Pusat Bahasa seharusnya menampung munculnya kosa kata baru untuk memperkaya bahasa Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, TD Asmadi antara lain memperhatikan pergeseran bahasa pasca-Soeharto, yaitu dengan dihapusnya sejumlah nama tempat dan ruang yang tadinya memakai bahasa Sansekerta menjadi bahasa Indonesia. Selain itu juga kerancuan pemakaian bahasa Indonesia dan Inggris. (sumber : www.kompas.com)

Minggu, 04 Oktober 2009

Welcome to Jakarta

Situs Bersejarah

Masjid Angke

Masjid Angke terletak di Jakarta Barat dan mudah dicapai oleh minibus dari Museum Fatahillah Kota atau dari stasiun beos kota. Ia adalah satu-satunya masjid di Jakarta yang masih bertahan. Bangunan masjid ini ada dua lantai, yang bercirikan khas arsitektur Jawa.

Pada tahun 1856 Pangeran Syarif Hamid, seorang Sultan dari Pontianak dibuang ke Batavia (sekarang Jakarta) oleh Belanda. Ketika ia meninggal ia dikuburkan di depan masjid pada tanggal 17 Juli 1858. Makamnya terbuat dari batu pualam dan terdapat tulisan yang menyebutkan usia sultan yakni meninggal dunia dalam usia 64 tahun 35 hari.

Namun nisan yang konon tertua adalah nisan Ny Chen, seorang wanita keturunan Tionghoa Muslim, dan kini disimpan di samping masjid. Orang dari Pontianak sering mengunjungi makam beliau dan banyak dari mereka telah memutuskan untuk tinggal di Angke.

Mesjid Angke yang sekarang terkenal dengan nama Masjid Al-Anwar sangat erat kaitannya dengan orang-orang Cina yang ada di Batavia (sekarang Jakarta).

Lokasi :Jl. Tabagus Angke Jakarta Barat


Museum Nasional

Mengingat pentingnya museum ini bagi bangsa Indonesia maka pada tanggal 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat. Akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/ 0/1979 tertanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional.

Kini Museum Nasional bernaung di bawah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Museum Nasional mempunyai visi yang mengacu kepada visi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yaitu "Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan national, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa".

Informasi Umum

Hari dan Jam Kunjungan

Museum Nasional dibuka untuk pengunjung dari pukul 08.30 sampai dengan pukul 14.30 pada hari-hari Selasa, Rabu, Kamis dan Minggu, dari pukul 08.30 sampai dengan pukul 11.30 pada hari Jum'at, dan dari pukul 08.30 sampai dengan pukul 13.30 pada hari Sabtu. Museum Nasional ditutup untuk umum setiap hari Senin dan Hari Besar Nasional/Keagamaan. Untuk Ruang Khasanah Emas ditutup satu jam sebelum waktu tutup museum.

Karcis Masuk

Dewasa : Rp 750
Anak-anak di bawah umur 17 tahun dan siswa sekolah : Rp 250

Toko Cinderamata & Makanan/Minuman

Museum Nasional menyediakan toko cinderamata berupa buku, kartupos, kain dan lain-lain sebagai kenang-kenangan sehabis kunjungan ke ruang-ruang pameran, juga makanan kecil dan minuman pelepas dahaga. Toko-toko tersebut dibuka selama hari dan jam kunjungan museum.

Parkir Kendaraan

Museum Nasional menyediakan tempat parkir kendaraan di basement 1 dan 2 di gedung baru (Gedung Arca) yang dapat menampung sekitar 200 kendaraan kecil/sedang, kecuali bus. Untuk bis wisata dapat di parkir di halaman gedung lama, maksimal 5 bus. Di halaman belakang Museum sementara dapat juga digunakan dan dapat menampung sekitar 10 bus wisata.

sumber: www.museum-nasional.com

Masjid Istiqlal
Jl. Taman Wijaya Kusuma, Jakarta Pusat

Masjid Istiqlal adalah masjid yang terletak di pusat ibukota negara Republik Indonesia, Jakarta. Pada tahun 1970-an, masjid ini adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Sukarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban.

Lokasi masjid ini berada di timur laut lapangan Monumen Nasional (Monas). Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai. Masjid ini mempunyai kubah yang diameternya 45 meter. Masjid ini mampu menampung orang hingga lebih dari sepuluh ribu jamaah.

Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor Majelis Ulama Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Tidak diketahui apakah umat non-Islam dapat berkunjung ke masjid ini.

Pada tiap hari besar Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha dan Maulid Nabi Muhammad, presiden Republik Indonesia selalu mengadakan kegiatan keagamaan di masjid ini yang disiarkan secara langsung melalui televisi.

Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Istiqlal

MenjauhiI Aib Si Bos

Bertindak!
Maunya, sih, kita langsung membeberkan kelakuan atasan pada perusahaan supaya kita nggak lagi terlibat atau menderita. Tapi sebelumnya, masih ada cara lain yang lebih halus, tuh, untuk menghentikannya. Berikut tip dan triknya!

'Mendua'
Eits... atasan bukan selingkuh dengan cewek selain istrinya, tapi dalam hal ini menduakan pekerjaan alias punya side job. Gara-gara sibuk dengan pekerjaan sampingannya, dia sering mengalihkan tugas kantornya ke kita. Nggak heran kita jadi sering lembur, deh!

Solusi:
Menyebalkan memang melihat atasan menerima penghasilan dobel, sementara kita yang pontang-panting menyelesaikan pekerjaannya. Kita kudu berani, tuh, mengungkapkan keberatan padanya. Meski jabatannya di atas kita, bagaimana pun dia tetap manusia yang perlu diingatkan.

“Jika pembicaraan dari hati ke hati tidak berhasil, maka kita bisa memberitahu atasannya. Dalam kasus ini, jangan pernah menutupi kesalahannya. Soalnya, nih, dia akan makin leluasa berbuat kesalahan di kemudian hari,” jelas Mia.

Kambing hitam
Suatu proyek tidak berjalan mulus gara-gara perusahaan merekrut klien yang salah. Padahal sebelumnya kita sudah memberitahukan atasan mengenai nilai minus klien tersebut, tapi nggak digubris. Giliran acaranya gagal, dia menyalahkan kita di depan presdir perusahaan. Gubrakk....

Solusi:
Bete banget, kan, melihat atasan 'lolos' sementara kita sebagai kambing hitam jadi bahan omongan. Agar nggak terulang lagi, untuk proyek-proyek selanjutnya biarkan orang lain tahu mengenai perintah-perintah atasan.

Tegaskan kembali, deh, instruksi bos melalui email yang juga kita cc-kan ke atasan atau rekan kerja lain. Perlu juga, tuh, kita menulis notulen hasil kesepakatan bersama dan menyertakan nama sang pemberi ide. Jika nantinya terjadi kesalahpahaman, kita pun mudah menelusuri jejak 'penjahatnya'. CC

Kita Bisa...


Mengurangi pemanasan global dengan cara-cara sederhana seperti :
  • Menolak memakai sumpit sekali pakai dan sedotan. bawa sumpit sendiri dan teguk saja airnya langsung dari botol. mengurangi sampah dan menyelamatkan pohon kan..
  • Menghindari menggunakan tatakan makan dari plastik atau kertas yang sekali pakai.
  • Pilih teh bubuk daripada teh celup. teh celup terbuat dari bahan yang sulit hancur alias proses dayr ulangnya lamaaaa...
  • selalu menghabiskan makanan di piring untuk mengurangi sampah dan juga nggak mubazir kan..

Pohon Paling Efektif


Seharusnya saat paling tepat menanam pohon adalah 20 tahun lalu. Namun karena kita nggak melakukannya, saat paling tepat selanjutnya adalah sekarang. Pilih pohon yang mudah di urus, nggak perlu pupuk dan berumur panjang.

Pohon yang usianya panjang adalah yang terbaik untuk menyerap c02. kita bisa mengecek tipe pohonyang repat sesuai tanah dan iklim setempat di www.treetomydoor.com

Cara terbaik menanam pohon adalah menanam lebih dari satu per nanam. jadi masukkan dalam daftar agendamu ya...(sumber : www.citacinta.com)

a piece of PIE


Kulit Renyah daging lembut, pai memang juaranya...

Biasanya nich, kalau kita jalan-jalan ke bogor, pai selalu jadi pilihan untuk oleh-oleh. Nggak hanya enak, pai paktis dijadikan teman teh -lumayan mengenyangkan juga sih. kulit dan isin yang lembut mlangsung masuk mulut. apalagi kalau disajikan hangat, aromanya bikin perut kita konser.

Kue cantik ini sebenarnya sudah ada sejak zaman mesir kuno. Bedanya, roti yang digunakan lebih keras. Isinya pun macam-macam. Misalnya, daging kambing, kismis, dan buah-buahan. Penduduk inggris yang pertama kali menyebut kue isi ini dengan sebutan pie artinya kue yang diisi.

Pai memang paling banyak diisi apael,karena apel paling banyak jumlahnya dibandingkan buah lain. namun beberapa negara Eropa lebih senang mengisi pai dengan daging dan jamur. Ada juga yang diisi sayuran seperti bayam atau wortel agar lebih sehat.

STRAWBERRY PIE FOREVER
Bahan :

Untuk kulit :
  • 125 grTepung Terigu
  • 50 gr Mentega Tawar
  • 1/2 sdt Garam
  • 5 sdm Air Es
Isi:
  • 350 cc Air
  • 100 gr Gula Pasir
  • 1/2 bks agar-agar bubuk warna bening atau merah
  • 300 gr stroberi segar, belah dua
Cara:

Kulit:
1. Masukkan terigu, margarin dan garam dalam satu tempat. aduk sambil masukkan air es.
2. Diamkan adonan selama 30 menit, tipiskan adonan setebal 1/2 cm. masukkan kedalam cetakan pai. sisakan sedikit adonan untuk tutup pai.
3. Panggang samoai kecoklatan. angkat lalu sisihkan.

Isi:
1. Didihkan air, gula, dan agar-agar hingga mendidih. angkat dan dingginkan.
2. Isi mangkuk pai dengan stroberi lalu tuang agar-agar diatasnya. diamkan sebentar hingga agak beku lalu tutup bagian atas dengan sisa adonan.
3. Panggang sebentar hingga agar-agar sedikit meleleh.
4.Hidangkan hangat.

Selamat Mencoba....(sumber : www.citacinta.com)

Drugs Alert!!!


Lebih dari 70% pencandu berat narkoba memulai kecanduan mereka dengan ganja atau mariyuana (sumber : survey YCAB 2001). THC (Tetrahydrocannabinol) dalam ganja mempengaruhi sel-sel saraf otak di bagian ingatan. Hal ini menyebabkan pemakai mempunyai ingatan jangka pendek sehingga sulit mengingat kejadian beberapa menit sebelumnya.

Studi di AS juga menemukan kalau pemakai ganja tingkat tinggi dapat menyebabkan gangguan jiwa, dan menurunkan kemampuan belajar. Bahkan ganja yang diisap mengandung zat penyebab kanker lebih tinggi daripada rokok tembakau paling kuat. Dampak kerusakan fisik dan mental ganja pun bersifat irreversible (nggak dapat diperbaiki). Makanya Jangan coba-coba!!!